Rangka Narasi — Menjual rumah tidak selalu semudah yang dibayangkan. Banyak pemilik rumah yang mengeluhkan properti mereka tak kunjung laku meski harga sudah dipatok dan lokasi dianggap strategis. Ternyata, ada sejumlah faktor yang menjadi biang kerok penjualan rumah yang lambat, mulai dari strategi pemasaran yang kurang tepat hingga kondisi rumah itu sendiri.
Salah satu alasan utama rumah sulit terjual adalah harga yang tidak sesuai pasar. Pemilik rumah sering kali memasang harga tinggi berdasarkan perkiraan pribadi atau perasaan emosional terhadap rumah tersebut. Padahal, pembeli biasanya membandingkan harga dengan properti lain di lingkungan yang sama.
Menurut Andi Santoso, konsultan properti di Jakarta, “Jika harga terlalu tinggi dibandingkan nilai pasar, rumah akan sulit diminati. Calon pembeli akan berpikir dua kali dan mencari alternatif lain.”
Di era digital, calon pembeli rumah sering kali memulai pencarian secara online. Foto rumah yang kurang menarik atau presentasi yang tidak profesional bisa membuat rumah diabaikan. Pencahayaan buruk, sudut pengambilan gambar yang tidak tepat, atau tampilan interior yang berantakan dapat mengurangi minat pembeli.
“Visualisasi sangat penting. Rumah yang difoto dengan baik, rapi, dan terang akan lebih menarik perhatian pembeli,” ujar Andi Santoso.
Meskipun rumah berada di lingkungan yang bagus, faktor aksesibilitas tetap menjadi pertimbangan. Jalan yang sempit, transportasi umum yang terbatas, atau jarak dari pusat kota dapat membuat calon pembeli enggan membeli. Selain itu, fasilitas sekitar seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan rumah sakit juga memengaruhi keputusan pembelian.
“Lokasi strategis memang penting, tapi mudah diakses dan dekat fasilitas publik membuat rumah lebih cepat terjual,” jelas Andi.
Rumah yang terlihat usang atau kurang terawat akan menurunkan minat calon pembeli. Masalah seperti cat yang mengelupas, lantai retak, atap bocor, atau perabotan yang rusak bisa menjadi alasan pembeli menunda atau menolak membeli rumah tersebut.
“Rumah yang terawat dengan baik memberi kesan positif. Calon pembeli lebih yakin untuk menawar atau segera membeli,” tambah Andi Santoso.
Penjualan rumah tidak hanya soal menempelkan papan ‘Dijual’ atau memasang iklan di satu platform. Strategi pemasaran yang kurang tepat bisa membuat rumah kurang dikenal oleh calon pembeli. Pemilihan platform yang sesuai, penggunaan media sosial, dan kerja sama dengan agen properti profesional sangat memengaruhi kecepatan penjualan.
“Strategi pemasaran yang efektif mencakup target audiens yang tepat, foto dan deskripsi yang menarik, serta promosi yang konsisten,” ujar pakar properti Budi Hartono.
Calon pembeli sering melakukan tawar-menawar harga. Pemilik rumah yang kaku dan tidak fleksibel dalam negosiasi biasanya akan membuat pembeli mundur. Fleksibilitas dalam harga atau fasilitas tambahan bisa menjadi faktor penentu terjualnya rumah lebih cepat.
“Memberikan sedikit kelonggaran dalam negosiasi bisa membuat rumah lebih cepat laku tanpa merugikan penjual secara signifikan,” jelas Budi Hartono.
Musim atau timing penjualan juga memengaruhi kecepatan rumah terjual. Misalnya, menjual rumah di akhir tahun atau saat liburan panjang bisa membuat minat pembeli menurun. Sebaliknya, musim ramai pencarian properti, seperti awal tahun atau musim panas, biasanya lebih menguntungkan untuk menjual rumah.
“Waktu yang tepat dapat meningkatkan peluang rumah cepat laku. Analisis pasar dan tren pencarian properti membantu menentukan timing terbaik,” kata Budi Hartono.
Agen properti profesional memiliki pengalaman dan jaringan yang luas untuk mempercepat penjualan rumah. Mereka dapat membantu menentukan harga yang realistis, strategi pemasaran yang tepat, dan memfasilitasi negosiasi dengan calon pembeli. Mengabaikan jasa agen bisa membuat rumah lebih lama berada di pasaran.
“Bekerja sama dengan agen profesional memberikan keuntungan besar. Mereka tahu cara menjual rumah lebih cepat dan efisien,” ujar Andi Santoso.
Menjual rumah bukan sekadar menempelkan papan ‘Dijual’. Banyak faktor yang memengaruhi kecepatan penjualan, mulai dari harga, kondisi rumah, foto dan presentasi, lokasi, strategi pemasaran, fleksibilitas negosiasi, hingga timing penjualan. Pemilik rumah yang mengabaikan salah satu faktor ini berisiko rumahnya sulit laku.
Untuk mempercepat proses penjualan, pemilik rumah disarankan melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari memperbaiki kondisi rumah, menyesuaikan harga dengan pasar, meningkatkan kualitas foto dan presentasi, hingga bekerja sama dengan agen properti profesional. Dengan strategi yang tepat, rumah dapat terjual lebih cepat, memberikan keuntungan optimal, dan mengurangi stres akibat properti yang lama tidak laku.