RANGKA NARASI — warga ibu kota, tetapi juga memiliki potensi bisnis yang sangat besar untuk dikembangkan di masa depan. Seiring meningkatnya jumlah penumpang dan perkembangan kota, MRT Jakarta kini bergerak lebih jauh dengan menyiapkan strategi komersial yang dapat meningkatkan pendapatan non-tarif (non-fare revenue).
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), (potensi bisnis), menyampaikan bahwa posisi MRT sebagai transportasi perkotaan berkelas dunia membuka ruang luas untuk kolaborasi bisnis, mulai dari sektor properti, ritel, hingga periklanan.
“MRT Jakarta tidak hanya transportasi. Ini adalah ruang ekonomi baru yang bisa melibatkan banyak pelaku usaha, sekaligus menggerakkan perekonomian kota,” ujarnya dalam konferensi pers terbaru.
Potensi Bisnis di Kawasan TOD (Transit Oriented Development)
Salah satu potensi terbesar MRT Jakarta terletak pada pengembangan Transit Oriented Development (TOD). Kawasan TOD di sepanjang jalur MRT, mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, disebut memiliki daya tarik tinggi bagi dunia usaha.
Pengembangan TOD memberi peluang bagi bisnis perkantoran, hunian vertikal, pusat kuliner, hingga ruang kreatif yang memanfaatkan lokasi strategis dekat stasiun MRT.
Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk tinggal dan beraktivitas di wilayah berbasis TOD, peluang investasi properti di sekitar jalur MRT turut melonjak. Banyak pengembang mulai melirik kawasan tersebut sebagai zona pertumbuhan baru.
Peluang Periklanan dan Kerja Sama Komersial
MRT Jakarta juga memiliki ruang komersial yang luas melalui layanan periklanan, baik di dalam kereta maupun di area stasiun. Panel digital, videotron, hingga ruang pamer (exhibition space) menawarkan nilai tambah bagi perusahaan yang ingin menjangkau pengguna MRT—yang sebagian besar berasal dari kelompok profesional dan berdaya beli tinggi.
Tidak hanya itu, berbagai toko ritel, gerai minuman, hingga tenant kuliner telah hadir di beberapa stasiun, dan jumlahnya diproyeksikan terus bertambah seiring meningkatnya aliran penumpang harian.
Kolaborasi dengan UMKM dan Produk Kreatif
MRT Jakarta juga membuka peluang bagi pelaku UMKM lokal untuk ikut serta dalam pengembangan ekosistem usaha di stasiun. Melalui program curated booth, UMKM terpilih dapat menjual produk kreatif dan kuliner khas Indonesia kepada penumpang maupun wisatawan.
Langkah ini tidak hanya menguntungkan MRT dari sisi pendapatan komersial, tetapi juga mendorong ekonomi kreatif dan membuka ruang bagi pelaku usaha kecil untuk bertumbuh.
Ekspansi Jalur – Ekspansi Bisnis
Rencana pengembangan MRT Fase 2A dan 2B yang akan menghubungkan Bundaran HI hingga Ancol Barat dinilai akan memperluas potensi komersial secara signifikan. Setiap penambahan stasiun baru berarti bertambah pula ruang usaha, area TOD, dan peluang investasi.
Menurut analis transportasi dan perkotaan, pengembangan MRT Jakarta diprediksi akan menciptakan “koridor ekonomi baru” yang mengubah pola mobilitas sekaligus membuka pasar bisnis yang lebih besar.
Transformasi Ekosistem Mobilitas Kota
Dengan dukungan pemerintah daerah dan kerja sama sektor swasta, MRT Jakarta kini tidak hanya fokus pada kenyamanan transportasi, tetapi juga menciptakan ekosistem perkotaan modern yang terintegrasi dengan gaya hidup masyarakat metropolitan.
Model bisnis MRT Jakarta diproyeksikan mengikuti jejak kota besar dunia seperti Tokyo, Seoul, dan Singapura, di mana pendapatan non-tarif dari periklanan, ritel, properti, dan komersial menjadi penopang utama keberlanjutan transportasi publik.
Dengan potensi yang terus berkembang, MRT Jakarta dipandang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di ibu kota—menghadirkan peluang bisnis yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan pembangunan kota.