Rangka Narasi — PT Pembangunan Perumahan (PTPP) menegaskan bahwa perusahaan akan mengandalkan bisnis inti sebagai strategi utama pada tahun 2026. Langkah ini diambil untuk memperkuat fondasi perusahaan, memaksimalkan efisiensi operasional, dan menghadapi tantangan pasar konstruksi serta infrastruktur yang semakin kompetitif.
Direktur Utama PTPP, Hadi Gunawan, menjelaskan bahwa fokus pada bisnis inti mencakup pembangunan gedung, konstruksi infrastruktur, dan pengelolaan proyek strategis nasional. Dengan memperkuat lini ini, PTPP bertujuan meningkatkan margin keuntungan, mempercepat siklus proyek, dan memastikan kualitas konstruksi tetap tinggi.
“Bisnis inti adalah kekuatan utama kami. Fokus pada lini ini membuat perusahaan lebih tangguh menghadapi fluktuasi pasar, sekaligus menjaga reputasi di sektor konstruksi dan infrastruktur,” ujar Hadi Gunawan saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/12/2025).
PTPP memiliki portofolio proyek strategis yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk pembangunan fasilitas publik, jalan tol, jembatan, dan gedung pemerintah. Tahun 2026, perusahaan akan mengoptimalkan proyek-proyek ini dengan manajemen yang lebih efisien dan teknologi konstruksi modern.
“Optimalisasi proyek strategis menjadi fokus kami untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko keterlambatan, dan memastikan setiap proyek selesai dengan kualitas terbaik,” jelas Hadi Gunawan.
Untuk mendukung bisnis inti, PTPP akan memperluas penggunaan teknologi konstruksi terbaru, termasuk Building Information Modeling (BIM), drone survey, dan sistem manajemen proyek berbasis digital. Teknologi ini diharapkan meningkatkan akurasi desain, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat proses konstruksi.
“Digitalisasi dan teknologi modern menjadi kunci untuk efisiensi dan kualitas. Dengan BIM dan sistem manajemen digital, kami dapat memonitor proyek secara real-time dan mengantisipasi potensi masalah lebih cepat,” kata Direktur Teknologi PTPP, Ratna Sari.
Selain teknologi, PTPP menekankan penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Pelatihan teknis, manajemen proyek, dan keselamatan kerja menjadi program utama untuk memastikan setiap tenaga kerja memiliki kemampuan optimal. Langkah ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan risiko kecelakaan di lokasi proyek.
“SDM adalah aset penting dalam bisnis konstruksi. Dengan meningkatkan kompetensi karyawan, kami dapat menjaga kualitas proyek dan keamanan di lapangan,” jelas Hadi Gunawan.
PTPP juga menekankan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari bisnis inti. Perusahaan mengadopsi standar ramah lingkungan, seperti penggunaan material efisien energi, manajemen limbah konstruksi, dan desain bangunan hijau. Hal ini sejalan dengan tren global dan regulasi pemerintah mengenai pembangunan berkelanjutan.
“Proyek yang berkelanjutan bukan hanya memenuhi regulasi, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan,” ungkap Ratna Sari.
PTPP terus memperkuat hubungan dengan pemerintah dan mitra strategis, termasuk BUMN lain, swasta, dan lembaga internasional. Kolaborasi ini bertujuan memastikan proyek berjalan lancar, mendapat dukungan regulasi, dan memanfaatkan peluang pendanaan untuk proyek besar.
“Kerjasama strategis penting untuk memperluas jangkauan proyek dan memastikan eksekusi yang tepat waktu dan berkualitas,” kata Hadi Gunawan.
Dengan fokus pada bisnis inti, PTPP menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih stabil pada 2026. Perusahaan juga akan mengefisiensikan biaya operasional dan mengurangi ketergantungan pada proyek non-inti yang memiliki risiko tinggi. Strategi ini diharapkan memperkuat posisi PTPP sebagai salah satu pemain konstruksi dan infrastruktur terkemuka di Indonesia.
“Kami optimis dengan strategi ini. Fokus pada bisnis inti membuat perusahaan lebih adaptif, efisien, dan kompetitif di pasar yang semakin menantang,” ujar Direktur Keuangan PTPP, Suryo Wibowo.
Tahun 2026 diperkirakan membawa tantangan berupa fluktuasi harga material konstruksi, persaingan proyek infrastruktur, dan perubahan regulasi. Namun, PTPP melihat peluang besar melalui proyek strategis nasional, investasi pemerintah, dan urbanisasi yang terus meningkat. Dengan strategi fokus bisnis inti, perusahaan siap menghadapi risiko sekaligus memanfaatkan peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kami menyadari tantangan pasar, tetapi dengan perencanaan matang dan fokus pada kekuatan inti, PTPP siap menghadapi semua dinamika industri,” kata Hadi Gunawan.
PTPP menegaskan bahwa fokus pada bisnis inti menjadi strategi utama untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pada tahun 2026. Dengan penguatan proyek strategis, pemanfaatan teknologi konstruksi modern, peningkatan kompetensi SDM, pembangunan berkelanjutan, serta kolaborasi dengan pemerintah dan mitra strategis, PTPP siap meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas proyek. Strategi ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di sektor konstruksi dan infrastruktur, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan di tahun mendatang.