SMRA Lepas Saham Bukit Permai Properti, Kantongi Rp 536,28 Miliar

SMRA Lepas Saham Bukit Permai Properti, Kantongi Rp 536,28 Miliar

Rangka Narasi — PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) resmi melepas kepemilikan sahamnya di PT Bukit Permai Properti dalam transaksi strategis yang menghasilkan dana segar sebesar Rp 536,28 miliar. Langkah ini dinilai sebagai strategi perusahaan untuk memperkuat struktur keuangan, mempercepat ekspansi bisnis, serta meningkatkan fokus pada proyek-proyek utama Summarecon di berbagai kota besar Indonesia.

SMRA menjelaskan bahwa aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari agenda restrukturisasi portofolio bisnis. Dalam keterangannya, manajemen menyebut pelepasan saham ini bertujuan mengoptimalkan cashflow perusahaan dan memperkuat arus pendanaan untuk pengembangan kawasan terpadu yang menjadi fokus utama Summarecon pada 2025–2027.

Direktur Utama SMRA, Adrian Suwanto, menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah mempertimbangkan proyeksi industri properti yang semakin kompetitif.

“Pelepasan saham Bukit Permai Properti memberikan ruang bagi perusahaan untuk mempercepat pembangunan proyek existing. Dengan tambahan pendanaan ini, Summarecon dapat meningkatkan produktivitas, mempercepat serah terima unit, dan memperluas pengembangan kawasan baru,” ungkapnya.

PT Bukit Permai Properti merupakan perusahaan pengembang kawasan residensial dan komersial dengan portofolio di wilayah penyangga Jakarta dan kota-kota berkembang. Perusahaan ini dikenal mengembangkan kawasan hunian menengah ke atas dan memiliki sejumlah landbank potensial untuk jangka panjang.

Meskipun memiliki prospek bisnis yang cukup kuat, SMRA menganggap pelepasan ini sebagai langkah realistis untuk memfokuskan sumber daya pada proyek yang memberikan tingkat pengembalian lebih cepat.

“Bukit Permai Properti adalah aset berharga, tetapi dalam strategi jangka panjang, kami harus memastikan fokus bisnis tetap pada pengembangan township Summarecon yang sudah memiliki pasar kuat,” lanjut Adrian.

Dalam laporan resmi kepada publik, nilai pelepasan saham mencapai Rp 536,28 miliar, angka yang dinilai mencerminkan valuasi wajar berdasarkan aset dan prospek bisnis Bukit Permai Properti.

Dana tersebut langsung memperkuat posisi kas perusahaan dan menjadi tambahan modal kerja untuk proyek Summarecon Serpong, Summarecon Bandung, Summarecon Mutiara Makassar, serta rencana ekspansi kawasan baru di Jawa Tengah.

Analis pasar modal menilai transaksi ini berpengaruh positif terhadap likuiditas SMRA jelang penutupan tahun buku 2025.

“Transaksi ini menunjukkan upaya aktif perusahaan memperkuat struktur keuangan. Summarecon selama ini dikenal agresif namun terukur dalam ekspansi, sehingga dana tambahan ini sangat strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan,” ujar analis properti.

Dengan tambahan pendanaan ratusan miliar rupiah, beban utang jangka pendek SMRA diproyeksikan menurun akibat pelunasan sebagian fasilitas kredit. Selain itu, perusahaan memiliki ruang lebih besar untuk mendanai pembangunan infrastruktur kawasan tanpa harus bergantung pada pinjaman eksternal.

Pendapatan pra-penjualan (marketing sales) Summarecon juga mengalami peningkatan stabil sejak paruh kedua 2025, sehingga pelepasan saham ini menjadi langkah tepat untuk memperkuat performa keuangan menjelang tahun fiskal baru.

Rizal menyebut, “SMRA kemungkinan menargetkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) turun sekitar 5–8%. Ini membantu meningkatkan kepercayaan investor dan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi siklus industri properti 2026.”

Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini sebagian besar diproyeksikan untuk pengembangan kawasan baru, terutama yang memiliki prospek pasar kelas menengah yang terus meningkat.

Summarecon sedang menyiapkan ekspansi di tiga wilayah strategis:

  • Jawa Tengah dengan konsep kota mandiri berfasilitas lengkap,
  • Sumatera bagian Selatan melalui kerja sama dengan pemilik lahan lokal,
  • Indonesia Timur, termasuk perluasan Summarecon Mutiara Makassar.

“Ekspansi kawasan tetap menjadi prioritas SMRA. Permintaan hunian tapak dan komersial masih kuat karena kebutuhan properti sudah kembali meningkat sejak 2024,” jelas Adrian.

Aksi pelepasan saham Bukit Permai Properti memberikan dampak langsung pada sentimen pasar. Saham SMRA tercatat menguat tipis dalam perdagangan terakhir, didukung oleh optimisme investor terhadap perbaikan arus kas dan rencana ekspansi perusahaan.

Analis menyebut langkah SMRA menambah keyakinan investor terhadap kemampuan manajemen mengatur portofolio dengan tepat.

“Summarecon terbukti mampu menjaga keseimbangan antara ekspansi dan kesehatan finansial. Pelepasan aset non-core seperti ini sangat positif untuk memperkuat fundamental,” ujar Rizal.

Industri properti diperkirakan terus mengalami pemulihan hingga 2026, didukung oleh:

  • tren suku bunga yang stabil,
  • peningkatan daya beli masyarakat urban,
  • pertumbuhan ekonomi yang positif,
  • lonjakan permintaan hunian tapak untuk keluarga muda.

Dengan kondisi pasar yang lebih sehat, langkah SMRA memperkuat modal kerja dinilai sebagai strategi jangka menengah yang relevan.

Pelepasan saham PT Bukit Permai Properti senilai Rp 536,28 miliar menjadi langkah strategis PT Summarecon Agung Tbk dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan sekaligus mempercepat ekspansi proyek-proyek township andalannya. Keputusan ini mendapatkan sambutan positif dari investor dan analis, yang menilai bahwa SMRA tengah mengoptimalkan portofolio bisnis untuk menguatkan pertumbuhan di pasar properti nasional.

Dengan tambahan pendanaan besar, Summarecon siap melanjutkan pembangunan kawasan baru, meningkatkan performa marketing sales, serta memperkuat posisinya sebagai salah satu pengembang kota terpadu terbesar di Indonesia.