Rangka Narasi — Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) menggelar perhelatan akbar tahunan The Biggest Real Estate Summit 2025 bertema Winning in the New Era of Property Brokerage with Technology – Smarter, Faster, Better di Hotel Raffles, Jakarta. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyebut, pekerjaan broker Properti sebagai pekerjaan terhormat
Menurutnya, dengan bekerja secara profesional yang bisa menghidupi ekonomi keluarga dan ikut mendorong ekonomi bangsa. Broker Properti bisa menjadi pekerjaan pilihan bagi masyarakat saat ini.
“Saya berharap AREBI semakin bermanfaat bagi anggotanya dan ke depan AREBI bisa ikut serta menyukseskan program 3 juta rumah,” ujar Maruarar Sirait melalui keterangan persnya, Kamis (20/11/2025)
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menegaskan bahwa broker atau agen properti memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, sektor properti bukan hanya menjadi penopang kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga berkontribusi besar terhadap rantai ekonomi lain mulai dari konstruksi, jasa, hingga perdagangan.
Dalam sebuah forum resmi bersama para pelaku industri properti, Maruarar menilai bahwa keberadaan broker sangat membantu mempercepat perputaran transaksi di pasar. Dengan adanya agen, masyarakat maupun investor dapat terhubung langsung dengan hunian, lahan usaha, maupun aset properti lain yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Hal ini memberikan dampak berantai bagi roda ekonomi, baik di sektor perbankan, material bangunan, transportasi, layanan hukum, hingga lapangan kerja masyarakat.
Kementerian Dorong Profesionalisme dan Standarisasi Profesi
Dalam paparannya, Maruarar menyampaikan komitmen pemerintah untuk memperkuat profesionalisme profesi broker properti. Menurutnya, profesi ini perlu memiliki standar kompetensi dan legalitas agar mampu memberikan perlindungan hukum bagi konsumen dan pelaku usaha.
Pemerintah melalui kementerian terkait tengah menyiapkan sejumlah pembahasan mengenai sertifikasi, sistem pelatihan, hingga penguatan regulasi untuk meningkatkan tata kelola industri perantara properti. Dengan semakin profesionalnya agen properti, diharapkan tingkat kepercayaan masyarakat meningkat dan ekosistem usaha dapat berjalan lebih sehat.
Maruarar menambahkan bahwa saat ini masih banyak broker yang bekerja tanpa pelatihan yang memadai. Kondisi tersebut dapat menimbulkan risiko kesalahan informasi, konflik kepentingan, bahkan kerugian bagi pembeli maupun penjual. Karena itu, ia menilai standarisasi profesi menjadi langkah penting dalam membangun pasar properti yang kuat, transparan, dan berkelanjutan.
Kontribusi Besar Terhadap Lapangan Kerja dan Pendapatan Negara
Sektor properti telah lama dikenal sebagai salah satu industri yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Mulai dari arsitek, desainer interior, kontraktor, pekerja bangunan, staf legal, marketing, hingga agen properti. Maruarar menilai broker merupakan salah satu bagian penting dalam mata rantai ini karena mereka menjadi ujung tombak dalam mempertemukan kebutuhan pasar.
Pergerakan industri properti juga memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun penerimaan negara melalui pajak. Semakin tinggi transaksi properti yang tercatat secara resmi, semakin besar kontribusi sektor ini terhadap kas pemerintah yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas publik.
Menteri PKP menilai bahwa jika broker terus meningkat kompetensinya, maka sirkulasi transaksi akan semakin sehat dan nilai ekonomi yang tercatat meningkat. Hal ini akan menjadi modal penting Indonesia untuk mempertahankan ketahanan ekonomi, terutama di tengah kompetisi pasar regional.
Digitalisasi Juga Dorong Perubahan Pola Bisnis Broker
Maruarar juga mengapresiasi perubahan pola bisnis broker properti yang mulai memanfaatkan teknologi digital. Saat ini, banyak agen menggunakan platform media sosial, marketplace, dan aplikasi khusus properti untuk menjangkau calon pembeli secara lebih efektif.
Digitalisasi dinilai mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan mampu memperluas pasar ke tingkat nasional hingga internasional. Pemerintah menilai transformasi digital di sektor broker dapat mendukung transparansi transaksi, mempercepat proses pemasaran, serta mempermudah pelaku usaha mengelola data konsumen dan daftar properti secara modern.
Meski begitu, Maruarar menekankan bahwa teknologi tidak boleh mengurangi nilai kepercayaan dan etika bisnis. Broker tetap harus menjunjung kejujuran, akurasi data, serta perlindungan konsumen dalam setiap proses transaksi.
Harapan Pemerintah untuk Masa Depan Sektor Properti
Menutup pernyataannya, Menteri PKP menyampaikan harapan besar agar sektor properti Indonesia dapat terus tumbuh positif dan berkelanjutan. Ia menilai, keberadaan broker profesional adalah salah satu faktor penting yang akan menentukan arah dan kualitas pasar properti nasional di masa mendatang.
Maruarar meminta pelaku industri untuk terus berinovasi, meningkatkan kompetensi, mengikuti pelatihan sertifikasi, serta memperkuat integritas dalam pelayanan kepada masyarakat. Dengan begitu, broker properti tidak hanya menjadi profesi komersial, tetapi juga agen pembangunan yang mendukung pemerataan hunian, pergerakan ekonomi lokal, dan penyerapan lapangan kerja secara luas.